PROSPEK NANOTEKNOLOGI DI TANAH AIR
Oleh: Dr. Nurul Taufiqqu Rachman, M. Eng. DMB
Nanoteknologi telah merubah cara pandang manusia terhadap iptek itu
sendiri. Dengan menguasai nanoteknologi manusia merasa dapat mewujudkan
semua impiannya untuk menciptakan material apa saja di dunia ini. Dalam
level nano (sepermilyar meter), atom demi atom atau molekul demi molekul
dapat disusun dan dimanipulasi sesuai keinginan kita sehingga tidak
terjadi pemborosan atau ketidakefisienan partikel seperti pada material
dalam paradigma iptek selama ini. Oleh karena itu nanoteknologi telah
men-generate konsep-konsep baru dalam berbagai bidang iptek. Diyakini
bahwa nanoteknologi akan membawa revolusi pada seluruh aspek kehidupan
manusia dalam waktu yang singkat dengan dampak melebihi empat revolusi
yang terjadi sebelumnya.
Revolusi nanoteknologi (manufaktur molekul) memberikan impak yang
sebanding dalam waktu singkat dengan empat revolusi industri yang
ditempuh dalam dua abad. (Mike Trader Nanotechnology & Society Times
of Change, Center for Responsible Nanotechnology, 2004)
Area aplikasi nanoteknologi sangat luas dan menyentuh hampir
seluruh Aspek kehidupan manusia. Sebagai contoh, pada bidang teknologi
informasi (TI) di Indonesia kini terdapat sekitar 60 juta pengguna
handphone. Nanoteknologi telah meningkatkan kemampuan dan performansi
komponen handphone seperti IC, layar display, memori, antena, baterai
dan lainnya sehingga tampak lebih ringkas namun semakin canggih.
Perangkat elektronik lainnya seperti komputer juga mengalami evolusi
yang sama.
Di bidang farmasi dan kesehatan, produk-produk kesehatan telah
menggunakan partikel nano untuk meningkatkan efektifitas obat. Para
pakar di bidang ini kini tengah mengembangkan nanoteknologi untuk drug
targeted and delivery system. Obat kini didesain dapat mencapai target
dengan dosis tertentu sehingga akan lebih efisien dan efektif. Termasuk
terobosan dalam bidang ini adalah penggunaan material cerdas yang
diimplantasi dalam tubuh manusia untuk kepentingan pendeteksian
penyakit. Home appliance yang kini banyak beredar di pasaran seperti
kulkas, AC, dan mesin cuci juga memanfaatkan nano partikel perak untuk
meningkatkan kualitas kesehatan manusia.
Tak ketinggalan di bidang pangan dan pertanian, nanoteknologi telah
memberi pengaruh untuk peningkatan produktifitas. Penelitian di Rusia
melaporkan penggunaan nanopartikel besi pada pakan ternak ikan telah
berhasil meningkatkan laju pertumbuhan sebesar 30%. Lain halnya Tata
Chemical (India) yang memanfaatkan partikel dalam skala nano pada pupuk
untuk mendapatkan hasil pertanian yang lebih baik secara kualitas maupun
kuantitas. Aplikasi lainnya seperti penggunaan nanosensor untuk
men-trace keberadaan ternak, produk water treatment (dengan senyawa
berbasis 40 nm lanthanum) untuk membersihkan aquaculture, serta
nanovaksin merupakan produk nanoteknologi. Nanoteknologi juga
dimanfaatkan pada bidang lainnya, seperti nanobaja pada bidang
transportasi, hidrogen strorage materials untuk energi, rompi tahan
peluru untuk hankam dan lain sebagainya.
Nanotechnology or Die?
Dapat dipahami bahwa nanoteknologi secara nyata mampu meningkatkan
kualitas kehidupan manusia. Adalah Bill Clinton, Presiden Amerika
Serikat yang pertama kali menetapkan nanoteknologi sebagai strategi baru
untuk memenangkan persaingan global dengan membentuk National
Nanotechnology Initiative (NNI) serta mengalokasikan $464 juta di tahun
2001 (dan meningkat menjadi $1,5 milyar pada tahun 2008). Pertumbuhan
investasi R&D Amerika di bidang nanoteknologi ini merefleksikan
dukungan penuh dan konsisten dari pemerintah yang memang
dilatarbelakangi oleh kesadaran akan potensi nanoteknologi dalam
Meningkatkan pemahaman dasar dan kontribusi terhadap kepentingan
nasional seperti daya saing ekonomi, hankam, dan kesehatan. Langkah
strategis ini langsung diikuti oleh negara-negara lain di dunia seperti
Jepang, Perancis, Jerman, Australia, Taiwan, Cina. Bahkan di
negara-negara ASEAN pun nanoteknologi sudah menjadi topik bahasan yang
terus meningkat.
Nanoteknologi telah men-drive bisnis-bisnis baru dengan pertumbuhan
yang Pesat. Para pakar nano meramalkan bahwa peluang nanoteknologi dalam
pasar industri akan meningkat secara drastis dari tahun 2010 ~2020 dan
menjadi jenuh pada tahun-tahun sesudahnya. Hal ini karena pada saat itu
produk-produk nano di pasar sudah sangat masive jumlahnya. Diprediksi
pertumbuhan produk nano di dunia akan meningkatkan drastis dari $300
juta (2005) menjadi $2.9 triliun pada 2014. Oleh karena itu,
pengembangan nanoteknologi harus dilakukan dengan cepat pada masa
sekarang ini. Jika tidak, maka peluang pengembangan nanoteknologi akan
terlewatkan, dan sebagai konsekuensinya akan menjadi negara yang
tertinggal dan kalah karena tidak akan mampu bersaing dengan
negara-negara lain di dunia ini. Keyakinan inilah yang membuat Presiden
Korea Selatan tanpa ragu menyemboyankan “Go Nano or Die”.
Pengembangan nanoteknologi dalam konteks ke-Indonesia-an
Nanoteknologi tidak dapat dihindari lagi entah kita mempersiapkan
diri atau tidak. Dalam kenyataannya, Indonesia memiliki keunggulan
komparatif yang berupa kekayaan sumber daya alam baik berupa berbagai
mineral alam sebagai bahan baku pembuatan produk dan sumber energi, dan
keragaman hayati flora dan fauna dalam jumlah yang luar biasa. Namun,
sumber daya tersebut masih belum banyak diberikan nilai tambah sehingga
belum dapat dijadikan sebagai penentu daya saing bangsa.
Pemanfaatan sumber daya alam tersebut baru berupa eksploitasi dengan
kuantitas yang besar dan belum banyak diolah sehingga masih bernilai
sangat rendah (misalkan mineral pasir besi, kuarsa, tembaga, emas dll).
Dilain sisi, letak geografis dan jumlah penduduk yang sangat besar,
menjadikan Indonesia menjadi pasar perekonomian yang menjanjikan. Oleh
karena itu, pengembangan nanoteknologi harus dapat diarahkan untuk
mengelola dan memberikan penambahan nilai secara signifikan bagi sumber
daya alam Indonesia sehingga meningkatkan daya saing bangsa. Arah
pengembangan nanoteknologi ini kelak akan menjadi back bone pembangunan
nasional kita.
Beberapa fokus pengembangan nanoteknologi yang perlu dilakukan
berdasarkan potensi yang dimiliki adalah: 1) pemanfaatan nanoteknologi
untuk pembuatan nanomaterial yang ditargetkan untuk pensuplai bahan baku
produk nano untuk aplikasi di bidang TI, transportasi, elektronik,
dll., 2) pemanfaatan nano-bioteknologi yang ditargetkan untuk
peningkatan hasil pangan dan pertanian, 3) pemanfaatan nanoteknologi di
bidang farmasi dan kesehatan yang ditargetkan untuk peningkatan kualitas
obat Indonesia, dan 4) pemanfaatan nanoteknologi untuk pemenuhan dan
konservasi energi nasional.
Penelitian dan pengembangan nanoteknologi di Indonesia sudah dimulai
di beberapa lembaga riset (LIPI, BATAN, BPPT, LAPAN, MRC, dll) atau
universitas (ITB, UI, ITS, Unand, UGM, dll). Oleh karena itu, perhatian
dan intensitas penelitian nanoteknologi di Indonesia harus segera
ditingkatkan, mengingat negara-negara lain juga belum lama merintisnya
dan peluang serta potensi yang sangat besar yang dimiliki Indonesia.
Kehilangan momen hanya menempatkan bangsa Indonesia di papan bawah
persaingan dunia di masa mendatang. Untuk mengusung isu nanoteknologi
ini diperlukan kerjasama yang erat dari semua kalangan baik industri,
pemerintah, dan akademisi. Prospek nanoteknologi akan semakin cerah jika
kolaborasi tersebut berjalan harmonis. Berawal dari ini, permasalahan
bangsa diharapkan dapat terselesaikan sekaligus meningkatkan derajat
bangsa di percaturan Internasional.
Sumber: nanoworldindonesia[dot]org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar